Busi pada kendaraan mobil ataupun motor memiliki rentang usia pakai. Ketika masa usia pakainya berakhir, diyakini kinerja busi akan menurun. Akibatnya, laju kendaraan kesayangan Anda tidak akan maksimal.

Busi kendaraan bermasalah umumnya ditandai dengan mesin tak stabil, akselerasi turun, susah di-starter hingga kendaraan menjadi boros. Untuk itu, busi membutuhkan perawatan secara berkala agar terhindar dari masalah tersebut. Lalu, kapan waktu yang tepat untuk mengganti busi pada kendaraan?

Waktu yang tepat mengganti busi kendaraan bisa dilakukan dengan rumus 2:1 atau dua kali ganti oli, satu kali ganti busi. “Umumnya, motor ganti busi tiap 3.000 kilometer (km). Sedangkan pada mobil 10.000 km. Artinya, saat motor telah menempuh jarak 6.000 km dan mobil 20.000 km, Anda harus mengganti busi,” kata Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia seperti dilansir dari inews.id pada Selasa (15/1/2019).

[Baca Juga: U-Groove]

Menurutnya, perhitungan tersebut didasari dengan titik pertama kali ketika busi mengalami erosi atau pengurangan dimensi alias pelebaran jarak. Pelebaran jarak yang dimaksud adalah jarak antara elektroda pusat ke massa atau ground.

“Masa penggantian busi tiap brand mobil tidak selalu sama karena tergantung pada masing-masing kerja mesin. Untuk batasan 6.000 km di mesin motor dan 20.000 km mesin mobil, hanyalah perhitungan rata-rata,” ungkap Diko.

Tak hanya usia busi, pemilik mobil juga harus memahami tingkat kerusakan elektroda pada kepala besi. Contohnya pada busi berbahan nikel tanpa logam mulia seperti busi brand NGK standar, masa pemakaian busi tersebut hanya mampu mencapai 20.000 km untuk mobil.

[Baca Juga: Kondensor]

Sementara busi yang memiliki kandungan logam seperti busi iridium, diklaim memiliki daya tahan lebih lama dibanding busi nikel. Terlepas dari itu semua, sebagai pemilik mobil Anda harus rajin mengecek kondisi busi kendaraan secara berkala. Itu dilakukan demi kenyamanan saat berkendara.