
Mengenang Niki Lauda, “The Rat” yang Pantang Menyerah
Minggu, 2 Juni 2019 11:00 | Galih PratamaBaru-baru ini, kabar duka menyelimuti dunia Formula 1 (F1). Salah satu pembalap legendaris F1, Andreas Nikolaus Lauda atau yang terkenal Niki Lauda meninggal dunia pada usia 70 tahun pada Selasa (21/5/2019). Generasi saat ini mungkin tak banyak yang mengetahui siapa Niki Lauda. Padahal legenda F1 ini memiliki catatan besar dalam sejarah F1.
Bagi yang belum mengenal Niki Lauda, film “Rush” setidaknya bisa menjadi jawaban siapa sebenarnya sosok pembalap yang dijuluki “The Rat” ini. Ditayangkan 2013, film garapan Ron Howard itu mengisahkan kisah nyata rivalitas bersejarah di balapan F1 antara Niki Lauda Tim Ferarri dengan pembalap tim McLaren James Hunt asal Inggris. Film ini dibintangi pemeran Thor, Chris Hemsworth, yang memerankan tokoh Hunt.
Salah satu momen penting dari film ini saat balapan F1 seri Jerman 1976. Saat itu, kondisi cuaca hujan deras membuat Lauda mengusulkan untuk balapan dibatalkan. Akan tetapi, Hunt ingin balapan tetap berjalan. Akhirnya, balapan tetap digelar dan Lauda mengalami kecelakaan. Mobilnya, bahkan sampai terbakar.

Kecelakaan tersebut mengakibatkan Lauda mengalami luka bakar hingga tingkat tiga. Namun, Lauda tak mau menyerah. Dia memaksakan diri agar cepat dalam proses pemulihan. Hanya dalam waktu 40 hari, Lauda kembali membalap.
Dari kisah tersebut, bisa digambarkan bahwa Lauda adalah sosok yang pantang menyerah. Dia mengajarkan bahwa tak ada kata menyerah untuk mengejar sesuatu yang diinginkannya. Ia berusaha menuntaskan seri terakhir untuk menjadi juara dunia F1 musim 1976.
Meski telah menuntaskan balapan hingga seri terakhir, Lauda harus merelakan juara dunia F1 ke tangan Hunt. Namun, satu tahun kemudian, Lauda kembali bangkit dan menjadi juara dunia pada 1977. Capaian tersebut merupakan gelar juara dunia F1 keduanya. Sebelumnya, Lauda menjadi juara dunia F1 1975.
Setelah musim 1979 berakhir, pembalap berdarah Austria ini sempat memutuskan pensiun. Namun, Lauda kembali membalap pada 1982. Kali ini, Lauda bergabung bersama tim McLaren. Hanya membutuhkan waktu dua tahun bersama tim McLaren, Lauda kembali merengkuh juara dunia F1 pada 1984.
Mendirikan Lauda Air
Ternyata tak hanya piawai menggeber mobil jet darat, dilansir dari voaindonesia.com, Kamis (23/5/2019), Lauda juga pebisnis cerdik dan sukses. Dia berhasil mendirikan maskapai Lauda Air pada 1979. Awalnya maskapai penerbangan itu beroperasi sebagai maskapai carter, Lauda Air kemudian memperluas rutenya di tahun 1980-an untuk tujuan-tujuan di Asia dan Australia.
Lauda kembali mendirikan maskapai penerbangan baru, Niki, di tahun 2003. Setelah itu, Lauda yang mengusai saham minoritas Maskapai Jerman, Air Berlin mengambil kendali penuh terhadap maskapai itu, yang dibeli kembali oleh Lauda di awal 2018.
Kini, sosok Lauda sudah tak ada. Setelah menjalani dua kali menjalani transplantasi ginjal dan paru-paru, Lauda akhirnya menghembuskan nafas terakhir. Lauda meninggalkan istrinya yang kedua, Birgit, dan dua anak kembar mereka Max dan Mia. Ia juga memiliki dua anak lelaki yang sudah dewasa, Lukas dan Mathias, hasil dari pernikahan pertamanya. Selamat jalan Niki Lauda.
berita terpopuler
pilihan editor

Tips Mudah Merawat Mobil Hybrid
Rabu, 27 Mei 2020 13:00
Kia Rio Facelift Kini Usung Mesin Hybrid Ringan
Rabu, 27 Mei 2020 11:00
Hyundai Santa Fe 2021 Tak Sekadar Facelift
Rabu, 27 Mei 2020 9:00
Strategi Mitsubishi Fuso Selama Pandemi Covid-19
Selasa, 26 Mei 2020 14:00