matrixeye-1.jpg

Toshiba Kembangkan Robot Inspeksi Las Titik Guna Industri Otomotif

Kamis, 23 Januari 2020 19:00 | Aldi Prihaditama

OTONEWS - Proses pengujian ketahanan terhadap sampel dari sejumlah komponen yang terdiri atas ribuan las titik (spot weld) pada sebuah kendaraan, sangat diperlukan dalam proses manufaktur mobil. Proses ini tentunya banyak menguras biaya dan waktu, serta bersifat padat karya. Toshiba terdorong untuk mengembangkan sebuah sistem untuk pengujian otomatis oleh robot yang bersifat nondestruktif.

Saat ini bobot kendaraan bermotor semakin ringan, namun semakin kuat. Hal ini tentu saja berkat penggunaan material baja berdaya tahan tinggi, atau dikenal sebagai high-tension material. Sifat high-tension material memiliki karakter yang ulet, sehingga menyulitkan penggunaan alat bor. Material ini sulit dikembalikan ke wujud normalnya jika telah mengalami deformasi. Peralatan las titik juga kerap rusak saat inspeksi dilakukan.

Matrixeye menginspeksi las titik tanpa merusak produk dan dikerjakan secara otomatis oleh robot

Toshiba mengembangkan perangkat pengujian ultrasonik yang disebut Matrixeye, perangkat inspeksi 3D SAFT (Synthetic Aperture Focusing technique) yang pertama di dunia, dilengkapi dengan fitur phased array. Matrixeye menginspeksi las titik tanpa merusak produk, dan inspeksi dikerjakan secara otomatis oleh robot.

Dengan mengandalkan teknologi yang biasa dipakai di sektor medis dan pembangkit listrik, tantangan bagi teknologi inspeksi nondestruktif ialah menciptakan struktur inspeksi las titik secara otomatis dengan kontrol robot. Fitur tilt estimation engine menjadi teknologi baru yang mengatur pengaturan sudut inspeksi secara otomatis.

Para engineer Toshiba yang terlibat dalam pengembangan Matrixeye.

Berdasarkan data refleksi ultrasound yang diukur Matrixeye, teknologi ini mampu memperkirakan sudut kemiringan dari bagian pengelasan. Setelahnya, robot secara otomatis mengoreksi sudut inspeksi. Lewat teknologi tersebut, durasi inspeksi dipangkas dari 30-40 detik yang sebelumnya dilakukan manusia, hingga menjadi sekitar tujuh detik.

[Baca Juga: Hyundai Motor Bangun Fasilitas Produksi Kendaraan di Indonesia]

Saat konsep Mobility-as-a-Service (MaaS) semakin pesat di masa depan, maka jumlah kendaraan pun bakal bertambah. Dalam mencapai hal tersebut, berbagai pabrik harus bergerak maju sehingga kendaraan bermutu tinggi dapat diproduksi dengan cepat. Toshiba juga ingin agar teknologi ini tak hanya dipakai di bidang-bidang otomotif saja, namun juga pada lini manufaktur lainnya.

Artikel Lainnya

/media/images/Kia-Rio-Facelift-2.original.jpg

Kia Rio Facelift Kini Usung Mesin Hybrid Ringan

/media/images/Hyundai-Santa-Fe-Facelift.original.jpg

Hyundai Santa Fe 2021 Tak Sekadar Facelift